Sutradara : Benni Setiawan
Penulis : Benni Setiawan, Khrisna Pabichara
Pemeran : Aji Santosa, Donny Damara, Kinaryosih
Tanggal : edar Kamis, 10 April 2014
Film Sepatu Dahlan merupakan film drama yang diangkat dari biografi Dahlan Iskan yang menjabat sebagai Menteri BUMN. Ray Sahetapy,Amyra Jessica,Elyzia Mulachela,Haji Kirun.Aji Santosa,Donny Damara, Kinaryosih, Bima Azriel,Teuku Rifnu, Mucle Katulistiwa, adalah pemain-pemain yang terlibat dalam film Sepatu Dahlan yang berdurasi 100 menit.
Benni Setiawan selaku sutradara film yang bergenre drama ini, coba mengemasnya dengan cerita dimulai, dengan kalimat: “Hidup, bagi orang miskin, harus dijalani apa adanya,” begitulah prinsip Dahlan. Ia tidak pernah berhenti bermimpi untuk memiliki sepatu dan sepeda. Kemiskinan yang dirasakannya, tidak menyurutkan semangat Dahlan untuk tetap bersekolah meski harus bertelanjang kaki, berjalan puluhan kilometer untuk sampai di pesantren Takeran. Dan tak jarang kakinya melepuh bahkan lecet.
Dahlan merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Dua kakak perempuannya bersekolah di perguruan tinggi dan adiknya, Zain masih sekolah di SR. Ayah Dahlan bekerja serabutan sedangkan Ibunya adalah pembatik di desanya. Mereka tinggal di Kebon Dalem, sebuah kampung yang menyimpan banyak kenangan.
Saat lulus dari Sekolah Rakyat, dengan 3 nilai merah yang menghiasi rapotntya, Dahlan merasa gagal, tidak bisa membuat orang tuanya bangga. Bahkan ayahnya terlihat sangat kecewa. Pupus sudah cita-cita Dahlan untuk melanjutkan sekolah ke SMP Magetan. “..Tapi dimanapun sekolahnya, yang penting adalah niat belajarnya..” nasehat ibu Dahlan yang membesarkan hatinya.
Semenjak kelas II, Dahlan mulai aktif dalam organisasi dan kegiatan sekolah. Dahlan terpilih sebagai kapten tim bola voli MTs Takeran. Hingga pada suatu hari Dahlan dan tim bola volinya dapat mengikuti perlombaan bola voli ditingkat Kabupaten Magetan. Saat itulah keinginan akan sepatu makin besar. Tapi ibu yang sangat ia cintai, tiba-tiba jatuh sakit karena bekerja terlalu keras. Ditengah kesulitan itu, Dahlan harus berjuang untuk menjaga adiknya dan mengejar mimpinya.
Beginilah hidup Dahlan, penuh keterbatasan. Namun keterbatasannya ini tidak membuatnya jatuh dan terpuruk, justru menjadi sebuah penyemangat hidup untuk lebih baik dan dapat membanggakan sekelilingnya. Keterbatasan sebenarnya akan menjadi sesuatu yang indah, tergantung bagaimana kita menyikapinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar